Search This Blog

Monday, February 10, 2014

Disiplin dan Keteladanan Membangun Bangsa (Pormadi Simbolon)

Disiplin diri
(foto: http://teanetralizer.blogspot.com)
Membangun keadaban publik yang kerap diserukan parabudayawan, seniman dan tokoh-tokoh agama dan masyarakat tidak mempan untuk mengubah ketidakdisiplinandalam kehidupan bermasyaraka, berbangsa, dan bernegara.

-----------------------

Disiplin dan Keteladanan Membangun Bangsa
Oleh Pormadi Simbolon

TRAUMA sosial dan psikologis akibat aneka bencana alam serta kecelakaantransportasi di tanah air menciptakan ketidakpastian di negeri ini. Anekapersoalan bersama membangkitkan gerakan tobat dan perbaikan nasib bangsaini seperti yang pernah diserukan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama danoleh pemerintah melalui Menteri Agama. Apakah gerakan tobat itu akanberhasil? Gerakan tobat nasional akan menjadi sia-sia bila tidak ada disiplin diridalam perbaikan mutu kehidupan secara individu maupun kolektif.

-------------------

Disiplin diri menjadi kata kunci kemajuan dan kesuksesan serta kebesaranorang-orang besar yang pernah hidup dalam sejarah. Seorang pemimpin, atausiapa saja bisa mencapai kesejatian di bidangnya masing-masing karena pernahmempraktikkan disiplin diri.

Presiden Amerika Serikat (AS) ke-26, Theodore Rosevelt (1858-1919) pernahmengatakan, With self-discipline, most anything is possible; dengan disiplindiri, kebanyakan hal menjadi mungkin.

Gary Ryan Blair, seorang motivator negeri paman Sam, pernah berkata, self-dicipline is an act of cultivating. It require you to connect todays action to tomorrow's results. Theres a seasons for sowing a season of reaping. Self-discipline helps you know which is which. Inti pernyataan tersebut maumengatakan bahwa barang siapa melatih disiplin diri, maka dia akan menuaihasilnya pula. Orang yang tidak berdisiplin diri akan menerima akibatnya.

Di Indonesia pemerintah pernah menyerukan gerakan disiplin nasional dalamkehidupan bermasyarakat yang dimulai dari disiplin di jalan raya. Namun hasildari gerakan tersebut relatif belum kelihatan sampai sekarang. Gema gerakanterbut juga tidak terdengar lagi.

Membangun keadaban publik yang kerap diserukan para budayawan, senimandan tokoh-tokoh agama dan masyarakat tidak mempan untuk mengubahketidakdisiplinan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Iklan di televisi, seseorang pengemudi mobil pribadi melanggar rambu lalulintas. Ketika ditanya mengapa ia melanggarnya, ia mengatakan, tidak ada yangjaga. Kejadian di iklan tersebut sering kali terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Pelanggaran boleh dilakukan karena tidak ada penjaga disiplin berlalulintas. Inibisa menjadi cermin kepribadian insan-insan bangsa kita.

Ketidakdisiplinan pada dunia transportasi mengakibatkan kecelakaantransportasi. Ketidakdisiplinan dalam pengelolaan hutan akan menyebabkanbencana alam. Ketidakdisiplinan dalam menjalankan peraturan yang adamenyebabkan merajalelanya tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme.Ketidakdisiplinan menjalankan ajaran sejati dari suatu agama menyebabkansalah tafsir yang pada akhirnya terjadilah tindakan anarkhis dan penghilangannyawa sesama secara gampang.



Keteladanan

Disiplin diri merupakan proses yang sejatinya dimulai sejak masa kanak-kanakdi dalam pendidikan sekolah keluarga. Itu berarti pendidikan non-formal dalamkeluarga menjadi dasar seseorang untuk mampu melatih disiplin diri. Namun,pelatihan disiplin diri pada orang dewasa membutuhkan ekstra pengorbanan danpengendalian diri yang intensif. Orang dewasa sudah terbentuk oleh keadaanlingkungannya. Masih mungkinkah menerapkan disiplin diri bagi para insan-insan bangsa yang tidak berdisiplin diri?

Dalam masyarakat umum, metode yang sering dilakukan untuk mendisiplinkandiri adalah pemberlakuan hukuman. Namun hasilnya, yang terjadi adalah disiplinsesaat, karena ada ancaman. Itulah yang terjadi sekarang ini. Itulah sebabnyabanyak tindakan KKN belum dapat diberantas secara signifikan.

Praktik pendisiplinan diri dapat terjadi dari orang tua kepada anak-anaknya,pemerintah kepada masyarakat, atau dari diri sendiri kepada diri sendiri.Sejatinya praktik tersebut entah yang dimulai sejak masa-masa kanak-kanakentah sesudah dewasa bersifat berkesinambungan (tidak sesaat), fleksibel(tidak otoriter), ada batas-batas yang pasti mana yang boleh dan tidak boleh,ada kepastian hukum, dan adanya komunikasi (yang sehat dan konstruktif,tanpa ada unsur saling merendahkan atau melecehkan).

Teladan yang pernah dipraktikkan oleh Benjamin Franklin mungkin bisa menjadimodel bagi setiap individu yang mau berkehendak baik untuk memperbaikikeadaan di negeri ini. Mantan Presiden AS itu melatih 13 kecakapan diri. Iamemraktikkan keugaharian untuk tidak makan dan minum terlalu banyak.Praktik diam dengan berbicara hanya tentang yang bermanfaat bagi orang lain,tidak omong kosong. Tertib dan teratur untuk melatih diri terbiasa meletakkanhal dan barang pada kedudukan dan tempatnya masing-masing, membagi waktuuntuk semua urusannya.

Ia melatih keteguhan hati dalam melaksanakan apa yang semestinya dilakukandan telah diputuskan (tidak plinplan, ragu-ragu). Praktik hemat diwujudkandengan tidak mengeluarkan biaya selain untuk hal-hal yang baik bagi orang laindan diri sendiri. Ia rajin dengan tidak membiarkan waktunya kosong,menggunakan waktunya dengan mengerjakan hal-hal yang berguna. Sikap jujurdilatihnya dengan tidak melakukan tipu muslihat yang menyakitkan hati,berpikir bersih dan jernih serta berbicara tentang yang benar saja.

Keutamaan keadilan dibangunnya dengan tidak menyalahkan orang lain denganmelakukan sesuatu yang tidak adil atau dengan melakukan hal-hal yangmerupakan kewajibannya. Sikap moderat dilatihnya dengan menghindari sikaphal-hal yang ekstrem, dan selalu bersabar terhadap hal-hal yang kurang adil atasdirinya. Ia melatih kebersihan diri dengan tidak mentolerir hal-hal yang tidakbersih dalam badan, pakaian atau rumah.

Lalu praktik ketenangan diri direalisasikannya dengan tidak gugup atas hal-halremeh atau kejadian buruk yang biasa atau tak terhindarkan. Ia meraihkemurnian dengan menggunakan seks hanya untuk kesehatan atau keturunan,tidak berlebihan sehingga bisa merusak reputasi diri sendiri dan ketenanganorang lain. Ia rendah hati terhadap siapa pun, entah kaya atau miskin, pejabatatau rakya biasa.

Ketigabelas pelajaran Franklin tersebut membuat dia berhasil memajukannegara AS. Ia menjadi teladan yang patut disegani di negerinya.

Seruan tobat dan perbaikan kultur bangsa oleh berbagai pihak akan sia-sia jikatidak ada pendisiplinan diri lebih dulu. Semuanya bermula dari disiplin diri. Jikatidak, nasib bangsa ini akan menjadi bangsa kerdil yang penuh dengan bencana,kecelakaan dan KKN.



* Penulis, alumnus Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang, tinggal di Jakarta

-------------------

* Praktik pendisiplinan diri dapat terjadi dari orangtua kepada anak-anaknya,pemerintah kepada masyarakat, atau dari diri sendiri kepada diri sendiri.

* Sejatinya praktik tersebut bersifat berkesinambungan, fleksibel, ada batas-batas yang pasti mana yang boleh dan tidak boleh, ada kepastian hukum, danadanya komunikasi.

* Seruan tobat dan perbaikan kultur bangsa oleh berbagai pihak akan sia-sia jikatidak ada pendisiplinan diri lebih dulu.

Sumber: http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/3/29/o2.htm 

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *